Selasa, 18 Oktober 2011

Bagaimana Mau Menggelar Piala Dunia Kalau Sea Games Saja Terancam Gagal

Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT karena Indonesia tidak lolos seleksi tuan rumah Piala Dunia 2022. Mengapa? Karena malu jika tidak mampu menggelar hajatan akbar itu secara profesional. Bagaimana tidak, menggelar Sea Games saja enggak becus.


Penyelenggaraan SEA Games ke-26 di Palembang dan Jakarta itu terancam gagal. Dana kas yang ada di panitia penyelenggara dilaporkan sudah kosong. Padahal kebutuhan untuk SEA Games masih banyak dan sangat mendesak.

Panitia penyelenggara pun kini mendesak pemerintah pusat turun tangan untuk mengatasi kondisi darurat penyelenggaraan SEA Games ke-26 November mendatang. Solusi yang diharapkan adalah, presiden segera mengeluarkan peraturan yang memperbolehkan penunjukkan langsung dalam pengadaan barang dan jasa, yang dipakai dalam pelaksanaan Sea Games.

Anggaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan SEA Games itu tidaklah kecil, yakni mencapai Rp3 triliun. Namun, hingga kini belum sebagian besar cair. Kalaupun cair, proses tendernya membutuhkan waktu lama. Padahal acara pembukaan Sea Games kalau dihitung mundur, kurang dari 100 hari.

Akan tetapi, jika SEA Games benar-benar gagal, maka menpora siap bertanggung jawab akan hal itu. Seperti dikutip dalam okezone.com berikut 
"Yang jelas saya adalah Mepora yang bertanggungjawab penuh. Saya siap dan yakin SEA Games dapat diselenggarakan dengan baik, sukses prestasi dan sukses penyelenggaraan,"


sumber :
http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/09/16/136040/Perhelatan-SEA-Games-Terancam-Gagal
http://sports.okezone.com/read/2011/10/05/43/511125/sea-games-gagal-menpora-siap-bertanggung-jawab

Persaingan smartphone Android VS Blackberry tidak membuat pemiliknya bersaing untuk lebih smart

Jika ditanya Handphone apakah yang kamu anda beli saat ini? Pasti kebanyakan dari kalian akan menjawab Android atau Blackberry. Ya, dua vendor ini memang lagi bersaing sengit dipasaran. Menurut data statistik bulan Juni 2011, iOS keluaran Apple memang lebih unggul dibanding android maupun blackberry. Namun di Indonesia pengguna iOS jumlahnya masih dibawah android atau blackberry, itu karena harga produk Apple selalu lebih mahal dibanding harga handphone android atau blackberry. Sehingga persaingan handphone di Indonesia dikuasai oleh android dan blackbery. Untuk itu mari kita bahas mengapa Android dan Blackberry begitu digemari pecinta gadget Indonesia.

Pertama kita bahas dulu dari Blackberry. Kebanyakan alasan kenapa orang menggunakan blackberry adalah karena biar bisa BBMan sama teman-teman dan pacar, atau biar keliatan gaul. Ya, itulah salah satu penyakit orang Indonesia, konsumtif. Mereka membeli barang tanpa melihat sisi kebutuhannya. Berapa banyak orang yang mengoptimalkan penggunaan blackberry seperti push e-mail, pdf-reader atau word processor. Pasti jarang sekali karena masih banyak mahasiswa yang ngetik tugas di rental komputer, padahal mereka bisa mengerjakan dari Handphone BBnya. Ya, tapi apa mau dikata. Blackberry kini sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.

Dibanding blackberry, bagi orang awam mungkin agak asing dengan Android. Ya, karena android baru booming 2 tahun belakangan ini. Selain itu Interface Android juga lebih susah digunakan dibanding Blackberry. Namun apa yang membuat orang-orang memilih Handphone android ketimbang blackberry, pasti kebanyakan menjawab karena gamenya. Atau bahasa kasarnya karena di Android dapat memainkan game Angry Bird sedangkan di blackberry tidak bisa. Memang kebaikan Google membuat OS Android ini sebagai OS yang Open Source menjadikan banyaknya developer membuat aplikasi untuk OS ini. Terutama dibidang game. Jika anda tinggal membuka fitur Android Market, maka anda bisa mendapatkan  jutaan game atau aplikasi Android secara gratis. Selain itu, karena Open Source, maka banyak vendor-vendor yang menggunakan Android sebagai OSnya, seperti Samsung, Sony Ericsson, berbagai macam handphone cina dan mungkin Motorolla yang dimasa mendatang akan menguasai pasar Android karena Google telah membeli Licensenya. Tapi lagi-lagi penyakit orang Indonesia ada disini. Mereka menggunakan handphone Android hanya untuk browsing, chatting atau game saja. Mereka tidak memanfaatkan Open Source nya Android. Padahal jika dicustomize, kita dapat merubah tampilan OS ini, atau bahkan membuat OS baru dari OS Android ini.

Ternyata pengguna Handphone di Indonesia tidak sepintar Handphone yang digunakannya. Kalau seperti ini lama-lama kita bisa dibodohi oleh kepintaran sebuah Gadget. Jika seperti itu, dimana harga diri manusia? Masa' sama benda mati saja kalah pintar. Menurut saya apapun Handphonenya, yang penting manusianya harus lebih pintar dari handphonenya. Tapi jujur, saya lebih suka Android, karena biaya langganan internetnya lebih murah daripada langganan internet blackberry.

Mahasiswa bertambah, jumlah motor bertambah, tetapi lahan parkir tak ditambah

Hi guys, kembali lagi bersama saya. Di pertengahan Oktober ini, saya ingin sedikit berkomentar mengenai masalah parkiran di kampus saya, Universitas Gundarama tercinta. Buat kamu yang kuliah di 'Gundar' pasti sudah tidak asing lagi dengan suasana parkiran di kampus E Gunadarma. Bagi yang belum tau parkiran kampus E Gunadarma seperti apa, nih saya kasih liat fotonya


Kalo dilihat dari foto-foto diatas memang terlihat bagus, rapih dan nyaman. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Belakangan ini gedung parkiran tak lagi menampung jumlah motor mahasiswa. Akibatnya halaman belakang kampus kini dijadikan parkiran motor. Ini sangat membuat para mahasiswa tidak nyaman, karena kampus terlihat berantakan.

Sebenarnya penmyebab utama parkiran kampus E penuh adalah karena tiap tahun jumlah mahasiswa UG semakin meningkat tetapi tidak diiringi dengan peningkatan pelayanan perkuliahan. Jangankan untuk menambah kapasitas lahan parkir, untuk penambahan kelas saja pihak kampus harus merelakan ruangan staff dan laboratorium digusur dan dialih fungsikan menjadi kelas. Mungkin para teman-teman dapat membuktikannya, coba saja main-main ke gedung 4 dan 5, ada beberapa ruangan yang dulunya laboratorium sekarang menjadi ruangan kelas.

Memang agak sulit untuk mengatasi masalah parkiran ini. Mau tidak mau, pihak kampus harus menambah luas tanahnya. Jika untuk menambah mahasiswa dan Integrated Lab saja mampu, mestinya untuk menambah gedung parkir juga semestinya mampu. Daripada mengalih fungsikan taman atau gazibu menjadi lahan parkir.

Untuk itu, saya mohon kepada Ibu Margianti, tolong dong parkirannya dibenahi. Jangn kampus H nya terus yang dipikirkan. Mungkin Ibu Margianti belum tau dengan keadaan ini karena saya rasa beliau belum pernah ke kampus E naik motor. Ya syukur-syukur jika gedung parkirnya ditambah. Atau sekalian saja tanah warga antara kampus H hingga kampus E dibeli oleh Gunadarma. Biar kampusnya nyambung jadi satu, jadi besar. Kan dengan begitu Universitas Gunadarma terlihat semakin bagus yang tentunya akan menjadi nilai tambah agar lulusan SMA tertarik kuliah di UG.